Budidaya Nilam
  NILAM
  (Progestemon Cablin Benth)
  PENDAHULUAN
  Tanaman Nilam ( Progestemon Cablin Bent )  yaitu kelompok tumbuhan penghasil minyak atsiri, memiliki prospek yang  baik alasannya yakni di samping harganya tinggi, juga hingga ketika ini minyaknya  belum sanggup dibentuk dalam bentuk sintesis.
  Kebutuhan  dunia akan minyak atsiri yang berasal dari tumbuhan nilam ketika ini  berkisar 600 – 800 ton/tahun.Sebagian besar kebutuhan ini disuplai dari  Indonesia.
  Minyak nilam oleh Negara konsumen  dipakai sebagaii materi pengikat dalam industri minyak amis (parfum)  atau dalam industri kosmetik lainnya. 
  JENIS-JENIS NILAM 
  Pogostemon Cablin Benth
  Disebut nilam Aceh, jarang berbunga, kandungan minyak tinggi, bekadar 2,5 – 5 %. 
  Pogostemon Heynecnus Benth
 Disebut nilam jawa atau nilam hutan, sanggup berbunga, kandungan minyaknya 0,5 -1,5 %.   Pogostemon Hortensis BACKER Bent
  Jenis ini hanya tumbuh di tempat Banten, bentuknya seakan-akan dengan Nilam Jawa, kandungan minyak rendah yaitu 0,5 – 1,5 %.
  Tumbuh baik di dataran rendah dan berproduksi tinggi pada ketinggian 10 – 400 m dpl.
  Menghendaki tanah yang subur, cukup humus, tanah yang mengandung materi organic memperlihatkan hasil yang paling baik.
  Memerlukan penyinaran matahari yang cukup.
  Curah hujan yang dikehedaki berkisar 2.500 – 3.500 mm/tahun, dengan suhu 24 -28º C
  CARA BERCOCOK TANAM
  Bibit  
  Stek cabang, pada stek ini harus ada 3 mata tunas atau 3 helai daun dan stek batang, harus ada 3-5 mata tunas.
  Bahan  stek terpilh terlebih dahulu disemai dalam bedengan dengan jarak 10 X  10 cm atau 5 X 5 cm dan ditanam miring 45º kedalam tanah yang telah  disiapkan dengan perbandingan 1 : 2. Setelah 3-4 ahad stek mulai  tumbuh, lalu dipindahkan ke kebun yang telah disiapkan.
  Bahan stek terpilih sanggup juga pribadi disemaikan di dalam Polybag yang telah diisi gabungan tanah dan pupuk kandang.
  Persiapan lahan
  Persiapan  lahan dilakukan dalam bentuk pengolahan tanah. Tanah harus higienis dari  rumput, lalu dicangkul/ dibajak dan dibentuk parit-parit pembuangan  dengan lebar 30 – 40 cm dan kedalaman 50 cm
  Pada areal dengan kemiringan 20º-30º dilakukan berdasarkan arah melintang lereng (countour), dibentuk teras tangga.
  Pada areal bergelombang dibentuk teras berdasarkan lebarnya dan diberi pohon pelindung.
  Jarak tanam
  Dataran rendah dan subur jarak tanam 100 x 100 cm, kandungan litany tinggi jarak tanam 50 x 100 cm.
  Pada tanah liparite jarak tanamnya 75 x 75 cm.
  Pada tanah berbukit mengikuti countour 50 x 100 cm atau 30 x 100 cm 
 Penanaman  Dilakukan  pada awal ekspresi dominan hujan. Sebelum bibit ditanam terlebih dahulu dibentuk  lubang tanam dengan tugal atau mencangkul lubang dengan kedalaman 10 cm  dengan memperhatikan semoga bibiot bangun dengan sempurna.
  Pemeliharaan
  Penyulaman
  Dilakukan pada tumbuhan yang mati atau tertekan pertumbuhannya. Penyulaman dilakukan satu bulan sehabis tanam
  Penyiangan
  Setelah  tumbuhan berumur 2 bulan, tumbuhan akan mencapai 20 -30 cm dan telah  bercabang. Pada ketika ini perlu dilakukan penyiangan. Penyiangan  selanjutnya dilakukan secara periodik yaitu sehabis 3 bulan sekali. 
  Pemangkasan
 Setelah  tumbuhan berumur 3 bulan, tumbuhan nilam tumbuh dengan tepat telah  membentuk perdu yang rimbun dan cabang - cabang telah mencapai panjang  30 cm yang mengakibatkan setiap  cabang saling bertautan dan menutupi. Dalam keadaan demikian dilakukan pemangkasan dan penjarangan. 
  Pemangkasan dilakukan pada cabang dari tingkat 3 keatas. 
  Pemupukan
  Pupuk organic (pupuk kandang, kompos ataiu pupuk hijau) yang cukup masak.
  Pupuk an organik (urea, TSP, KCL) dengan takaran 150 Kgn urea, 50 kg TSP dan 80 kg KCL.
  1  bulan sehabis tumbuhan pupuk urea, TSP, KCL diberikan ¼ takaran sedangkan  sisanya ¾ takaran dilakukan sehabis panen I dan II (masing-masing setengah  dosisi yang tersisa). 
 PANEN  Waktu Panen
  Umur  nilam yang tepat untuk dipanen 6 – 8 bulan sehabis tanam. Panen sanggup  dilakukan berulang-ulang tergantung pada keadaan tumbuhan dan kesuburan  tanah. Panen selanjutnya sanggup dilakukan sehabis 3 – 5 bulan sehabis  panen pertama. Setiap sehabis panen tumbuhan harus dibumbun serta  dilakukan pemupukan. 
  Cara Panen
 Pada  panen pertama bab yang boleh dipangkas adlah cabang-cabang dari  tingkat dua keatas, cabang tingkat pertama ditinggalkan.  Cabang  tingkat pertama (cabang yang akrab dengan tanah) dibumbun/ditimbun  dengan tanah pada setiap tunasnya. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak  anakan tumbuhan sehingga membentuk satu rumpun yang padat. 
 Tiga  bulan lalu ( umur tumbuhan sembilan bulan) akan didapat  rumpun-rumpun gres dimana pada bekas pangkasan akan tumbuh cabang-cabang  gres dan pada setiap pada mata tunas yang dibumbun akan tumbuh  anakan.  Pada keadaan demikian sanggup dilakukan pqanen kedua dengan memangkas  cabang dan ranting dari tngkat kedua keatas. 3 bulan lalu sanggup  dilakukan panen selanjutnya.  sumber : http://www.lestarimandiri.org
 
 
 
Komentar
Posting Komentar