Teknis Pembibitan Kelapa Sawit
.jpg) Dalam  rangka meningkatkan laju pengembangkan Perkebunan di Propinsi Sumatera  Utara untuk meningkatkan pendapatan petani, salah satu langkah yang  harus ditempuh yaitu upaya pengembangan seluruh potensi yang daya  tersedia antara lain pemanfaatan bibit berkualitas, peningkatan sumber  daya petani perkebunan, melaksanakan training wacana kemurnian dan mutu  benih, penyediaan sarana dan penggunaan teknologi tepat guna serta  pemanfaatan lahan yang tersedia untuk pengembangan perkebunan sehingga  terbentuk masyarakat Agribisnis Tanaman Perkebunan. Adanya metoda  pelaksanaan yang dilakukan yaitu sebagai berikut : Melakukan  pengumpulan data dari lapangan yang bersumber dari instansi pembibitan,  data penangkar benih dan wawancara pribadi dengan petani untuk mencapai  keberhasilan produktifitas pada tumbuhan kelapa sawit ada beberapa hal  cara penanggulangan di lapangan yang perlu diperhatikan antara lain :
Dalam  rangka meningkatkan laju pengembangkan Perkebunan di Propinsi Sumatera  Utara untuk meningkatkan pendapatan petani, salah satu langkah yang  harus ditempuh yaitu upaya pengembangan seluruh potensi yang daya  tersedia antara lain pemanfaatan bibit berkualitas, peningkatan sumber  daya petani perkebunan, melaksanakan training wacana kemurnian dan mutu  benih, penyediaan sarana dan penggunaan teknologi tepat guna serta  pemanfaatan lahan yang tersedia untuk pengembangan perkebunan sehingga  terbentuk masyarakat Agribisnis Tanaman Perkebunan. Adanya metoda  pelaksanaan yang dilakukan yaitu sebagai berikut : Melakukan  pengumpulan data dari lapangan yang bersumber dari instansi pembibitan,  data penangkar benih dan wawancara pribadi dengan petani untuk mencapai  keberhasilan produktifitas pada tumbuhan kelapa sawit ada beberapa hal  cara penanggulangan di lapangan yang perlu diperhatikan antara lain : A.    KELAPA SAWIT
  1.      PRE NURSERY (PEMBIBITAN AWAL)
 - POLIBEG
 Persiapan  pembibitan dengan memakai Polibeg standar PN berwarna hitam untuk  menghindari tranparansi dengan ukuran tinggi 22 cm, lebar 15 cm, tebal  sekitar 0,5 mm dan mempunyai lubang perforasi sebanyak 10 berdiameter 3  mm sebanyak tiga baris berjarak 3 x 4 cm pada cuilan setengah bawah  polibag.
 - MEDIA PEMBIBITAN
 Tanah  Top Soil yang agak gembur dan tidak kedap air dimana tanah tersebut  sebelumnya sudah dicampur dengan pupuk Dolomite 50 kg untuk 1.500  polibeg yang telah diayak dengan kawat berdiameter 1,5 - 2,0 cm.
 - PENYEMAIAN
 Penyemaian dilarang dengan cara menekan untuk menghindari patah radikula, cangkang tertanam ± 1 cm dari permukaan tanah.
 - NAUNGAN
 Setinggi  2m dari permukaan tanah terbuat dari daun pelepah palma, kelapa sawit,  kelapa sebanyak 4 - 5 lembar / meter bibit. Naungan mempunyai kegunaan sebagai  pelindung bibit dari intensitas pribadi sinar matahari dan  terbongkarnya akar atau benih sewaktu hujan deras. Pengurangan pelepah  dilakukan 1 lembar / 2 ahad sesudah bibit berusia 4 minggu.
 - PENYIRAMAN
 Bibit  disiram setiap hari pada waktu pagi dan sore (tergantung curah hujan)  dengan memakai gembor untuk mengindari abrasi tanah di polibeg.
 - PEMUPUKAN
 Bibit  PN biasanya tidak dipupuk hingga umur bulan, tetapi jikalau ditemukan  bibit kerdil alasannya yaitu kondisi media tanah yang kurang baik, maka diberikan  pupuk Urea dengan konsentrasi 2gr/liter air untuk 100 bibit.
  2.      MAIN NURSERY (PEMBIBITAN UTAMA)
  ·         POLIBEG
  Ukuran  polibeg standar dengan ukuran tinggi 210 m, lebar 7,5 cm dan mempunyai  lobang peporasi sebanyak 24 berdiameter 0,5 cm dengan jarak 2 x 4 cm.
 - MEDIA PEMBIBITAN
 Tanahnya  sama dengan sewaktu di PN, ketika pengisian tanah ke polibeg diusahan  sambil diguncang untuk menghilangkan rongga-rongga udara hingga tanah  mencapai ± 5cm dari bibir polibeg.
 - PEMUPUKAN
 Penaburan  pupuk beragam NPK secara merata dengan jarak 5 cm dari bonggol untuk  menghindari Plasmolisis (terbakar/mati jaringan) dengan interval 2  ahad hingga bibit berumur 8 bulan.
 - PENANAMAN
 Pemindahan  dari PN ke MN sesudah umur bibit mencapai 3 s/d 3,5 bulan, biasanya  daunnya berjumlah 4 helai untuk memperkecil terjadinya stagnasi pada  bibit. Untuk mempercepat penanaman cetakan lubang dibentuk dari pipa PVC  sepanjang 15 cm.
 - PENGENDALIAN GULMA
 Gulma  diluar polibeg disemprot dengan herbisida jenis Roundup, sedangkan yang  berada di dalam polibeg harus dilakukan secara manual yaitu dengan cara  mencabuti rumput.
 - PENANGGULANGAN PENYAKIT DAN HAMA
 Untuk  penyakit yang sering dijumpai pada bibit ibarat Curvularia,  Helmithosporium, atau Antracnose dilakukan dengan penyemprotan Dethane,  Sekor, atau Delsene dengan dosis 30gr/liter air.
  Sedangkan  hama yang sering menyerang bibit yaitu uret, Apogonia sp, ulat kantong,  ulat api dan belalang sanggup dilakukan dengan penyemprotan Biosis atau  Decis.
  3.      SELEKSI BIBIT
  Hal  ini sebaiknya dilakukan semenjak di Pre Nursery untuk memperoleh bibit  yang baik, seragam dalam pertumbuhannya serta mempertahankan potensi  produksi kelak sesudah tumbuhan berusia produktif. Penyebab dari  kecacatan bibit sanggup berupa salah perlakuan penanaman, penyiraman,  pemupukan, dan herbisida maupun genetik dari tumbuhan tersebut.
  Adapun kriteria bibit asing yang harus diafkir sebagai berikut :
  1)      Bibit tumbuh berputar atau daunnya menguncup dan kaku,
  2)      Bibit dengan anak daun tidak merata,
  3)      Bibit yang terjangkit penyakit tajuk,
  4)      Bibit kerdil dibandingkan bibit lain dari persilangan dan umur yang sama,
  5)      Bibit yang anak daunnya pendek dan lebar,
  6)      Bibit yang helaian anak daunnya tumbuh rapat atau sangat jarang.
  Gambar !
  Bibit menggulung :  Pelepah daun tampak menguulung dengan arah tegak lurus terhadap  rachis/tulang daun, sehingga daun tidak sanggup bangkit tegak. Bibit ini  harus diafkir. 
   Gambar 2
  Daun tidak membuka  : Bibit dengan daun membuka tidak sempurna. Ujung anak daun lengket  satu sama lainnya. Kondisi bibit ini tidak akan dipilih. Bibit harus  diafkir 
   Gambar 3
  Bercak daun Culvularia : Bibit yang terjangkit Culvularia pada tingkat berat harus segera diafkir.
  Gambar 4
  Bibit kerdil : Bibit kerdil (kiri) vs bibit normal (kanan) umur empat bulan di pre nursey. Bibit kerdil harus diafkir.
  Gambar 5
  Dauin pendek dan lebar (short and broad leaf) : Bibit ibarat iniperlu diamati dengan baik. Jika bibit tidak kembali tumbuh maka bibit harus diafkir.
  Gambar 6
  Anak daun yang jarang (wide internode )  : Berbeda dengan bibit yang tumbuh meninggi (Etiolasi) terjadi sebagai  akhir letak bibit yang terlalu rapat. Bibit ini harus digunakan (ditjenbun.deptan.go.id)
 
 
 
Komentar
Posting Komentar