Prospek Bisnis Kelapa Sawit
Sebagai komoditas unggulan, kelapa sawit memang memiliki peluang bisnis yang sangat menjanjikan di masa depan. hal ini bisa dilihat dari keunggulan kelapa sawit itu sendiri maupun permintaan pasar yang kian meningkat dengan diiringi kenaikan harga minyak sawit.
Keunggulan Kelapa Sawit
Keunggulan kelapa sawit antara lain produksi per hektar yang tinggi dibandingkan dengan minyak nabati lainnya ( Produktivitas kelapa sawit yang mencapai 4 ton/ ha/ tahun jau melebihi produktivitas kedelai yang hanya 0,4 ton/ha/tahun dan minyak lobak 0,57 ton/ha/tahun ); umur ekonomis yang panjang ( menghasilkan sampai dengan 25 tahun ); sebagai tanaman tahunan, dan kelapa sawit lebih muda beradaptasi dengan lingkungannya dibandingkan dengan tanaman semusim, seperti kedelai dan bunga matahari. ditinjau dari kesehatan, minyak kelapa sawit mempunyai keunggulan jika dibandingkan dengan minyak nabati lainnya karena mengandung bata karoten. selain itu, minyak sawit merupakan sumber bahan baku biodiesel yang dapat diperbaiki ( renewable ), sedangkan minyak bumi diperkirakan akan habis dalam kurun waktu beberapa tahun mendatang; risiko kecil, dan persedian yang cukup. Penggunaan minyak sawit beraneka ragam, baik untuk industri pangan maupun non-pangan.
Pengembangan produk kelapa sawit diperoleh dari produk utama, yaitu minyak kelapa sawit dan minyak inti sawit. sementara produk turunan dan produk sampingan berasal dari limbah.
Permintaan Terus Meningkat
Data Oilword ( 2010 ) menyebutkan, indonesia berkontribusi 47% terhadap produksi minyak sawit dunia, sedangkan malaysia 39%. Negara produsen minyak sawit lainnya adalah Nigeria, Thailand, Kolombia, Ekuador, Papua Nugini, dan Brazil.
Harga minyak sawit mentah (CPO) naik tajam, dari 600 dollar AS pada januari 2007 menjadi 940-an dollar AS pada pekan pertama November 2007. Harga CPO lokal juga mengalami hal serupa, naik dari kisaran Rp 8.100-an per kilogram pada pekan kedua November 2007.
Menurut riset dan Trimegah Securities yang juga menjadi anggota indeks Kompas 100, pertumbuhan permintaan CPO dari Cina dan India masih akan kuat. Hal ini didasari oleh pendapatan perkapita di Cina yang semakin tinggi dan penurunan pajak impor CPO oleh India. Lonjakan harga yang fantastis ini tentu sangat menguntungkan produsen dan eksportir CPO. Tren harga yang meningkat tidak lepas dari berkembangnya pasar minyak sawit, termasuk pasar baru yaitu diterimanya sejumlah produk hasil diversifikasi berbasis kelapa sawit.
Sektor perkebunan masih menarik untuk terus diamati. Harga minyak sawit mentah (CPO) diperkirakan masih akan naik terus karena persediaan terbatas, sedangkan permintaan terus bertambah. Kenaikan harga dan tingginya permintaan kelapa sawit mentah ( crude palm oil atau CPO) membuat investasi kelapa sawit di Indonesia menguat.
Beberapa Alasan Bisnis Kelapa Sawit Sangat Prospektif
Industri kelapa sawit dalam beberapa tahun ke depan diperkirakan masih cukup prospektif. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut.
1. Permintaan sawit di dunia yang semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya permintaan dari negara- negara importir, seperti Cina, India, AS, dan Uni Eropa. Permintaan CPO AS terus naik. Tren konsumsi minyak nabati AS melonjak hingga 60% sepanjang periode 2002-2009. Padahal, periode 1998-2001, tren konsumsi ini rata rata 7% per tahun. Pada 2008, konsumsi CPO AS tercatat 1,08 juta ton. Kebutuhan minyak CPO naik karena kebijakan negara tersebut menggunakan bahan bakar nabati. Setidaknya sekitar 173 unit pabrik biodiesel beroperasi dan tersebar di sejumlah lokasi AS.
2. Semakin pentingnya posisi minyak sawit sebagai sumber minyak nabati dunia yanag utama, melebihi peran minyak kedelai yang cenderung menurun dari tahun ke tahun.
3. Semakin berkembangnya industri biodiesel sebagai bahan bakar alternatif yang menggunakan minyak sawit sebagai bahan bakunya yang dapat mendorong peningkatan permintaan minyak sawit. Saat ini, bahan bakar biodiesel telah digunakan secara luas di sejumlah negara sejalan dengan meningkatnya kepedulian terhadap lingkungan hidup yang berkelanjutan, seperti EU-27, AS, Brazil, Australia, Singapura, Malaysia, dan Thailand yang konsumsinya diperkirakan akan semakain meningkat di masa masa yang akan datang sejalan dengan kebijakan pemerintah setempat. Sementara di dalamnegeri sendiri, pemerintah melalui kebijakan energi nasional telah menargetkan penggunaan biodiesel dari bahan bakar nabati, minimal sebesar 5% mulai Januari 2010.
4. Masih relatif rendahnya konsumsi minyak dan lemak per kapita di negara- negara pengkonsumsi CPO terbesar, seperti Cina ( 22,7kg per kapita ), Indonesia ( 21,7kh per kapita ), dan India ( 12,5 kg per kapita ) dibanding AS ( 57,3kg per kapita ), dan EU 27 ( 54,9kg per kapita ) memberi peluang peningkatan permintaan CPO di masa mendatang di ketiga negara tersebut, terutama Cina dan India yang berpenduduk besar.
Prospek permintaan minyak sawit cukup baik. Meningkatnya jumlah penduduk dinia dengan laju pertumbuhan 1,7% per tahun, menjadikan konsumsi minyak sawit per kapita juga meningkat. Peningkatan konsumsi minyak sawit ternyata juga menggeser kenaikan konsumsi mnyak nabati lainya. Minyak awit mempunyai banyak keunggulandibandingkan dengan minyak nabati lain, yaitu keunggulan fisik pada tempertaur tinggi, mengandung caroteneyang ampuh sebagai antikanker, serta mengandung vitamin E yang berguna melindungi kulit dari oksidasi, Selain itu, dari aspek harga, prospek bisnis komoditas minyak sawit juga cukup cerah dan menjanjikan.
Keunggulan Kelapa Sawit
Keunggulan kelapa sawit antara lain produksi per hektar yang tinggi dibandingkan dengan minyak nabati lainnya ( Produktivitas kelapa sawit yang mencapai 4 ton/ ha/ tahun jau melebihi produktivitas kedelai yang hanya 0,4 ton/ha/tahun dan minyak lobak 0,57 ton/ha/tahun ); umur ekonomis yang panjang ( menghasilkan sampai dengan 25 tahun ); sebagai tanaman tahunan, dan kelapa sawit lebih muda beradaptasi dengan lingkungannya dibandingkan dengan tanaman semusim, seperti kedelai dan bunga matahari. ditinjau dari kesehatan, minyak kelapa sawit mempunyai keunggulan jika dibandingkan dengan minyak nabati lainnya karena mengandung bata karoten. selain itu, minyak sawit merupakan sumber bahan baku biodiesel yang dapat diperbaiki ( renewable ), sedangkan minyak bumi diperkirakan akan habis dalam kurun waktu beberapa tahun mendatang; risiko kecil, dan persedian yang cukup. Penggunaan minyak sawit beraneka ragam, baik untuk industri pangan maupun non-pangan.
Pengembangan produk kelapa sawit diperoleh dari produk utama, yaitu minyak kelapa sawit dan minyak inti sawit. sementara produk turunan dan produk sampingan berasal dari limbah.
Permintaan Terus Meningkat
Data Oilword ( 2010 ) menyebutkan, indonesia berkontribusi 47% terhadap produksi minyak sawit dunia, sedangkan malaysia 39%. Negara produsen minyak sawit lainnya adalah Nigeria, Thailand, Kolombia, Ekuador, Papua Nugini, dan Brazil.
Harga minyak sawit mentah (CPO) naik tajam, dari 600 dollar AS pada januari 2007 menjadi 940-an dollar AS pada pekan pertama November 2007. Harga CPO lokal juga mengalami hal serupa, naik dari kisaran Rp 8.100-an per kilogram pada pekan kedua November 2007.
Menurut riset dan Trimegah Securities yang juga menjadi anggota indeks Kompas 100, pertumbuhan permintaan CPO dari Cina dan India masih akan kuat. Hal ini didasari oleh pendapatan perkapita di Cina yang semakin tinggi dan penurunan pajak impor CPO oleh India. Lonjakan harga yang fantastis ini tentu sangat menguntungkan produsen dan eksportir CPO. Tren harga yang meningkat tidak lepas dari berkembangnya pasar minyak sawit, termasuk pasar baru yaitu diterimanya sejumlah produk hasil diversifikasi berbasis kelapa sawit.
Sektor perkebunan masih menarik untuk terus diamati. Harga minyak sawit mentah (CPO) diperkirakan masih akan naik terus karena persediaan terbatas, sedangkan permintaan terus bertambah. Kenaikan harga dan tingginya permintaan kelapa sawit mentah ( crude palm oil atau CPO) membuat investasi kelapa sawit di Indonesia menguat.
Beberapa Alasan Bisnis Kelapa Sawit Sangat Prospektif
Industri kelapa sawit dalam beberapa tahun ke depan diperkirakan masih cukup prospektif. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut.
1. Permintaan sawit di dunia yang semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya permintaan dari negara- negara importir, seperti Cina, India, AS, dan Uni Eropa. Permintaan CPO AS terus naik. Tren konsumsi minyak nabati AS melonjak hingga 60% sepanjang periode 2002-2009. Padahal, periode 1998-2001, tren konsumsi ini rata rata 7% per tahun. Pada 2008, konsumsi CPO AS tercatat 1,08 juta ton. Kebutuhan minyak CPO naik karena kebijakan negara tersebut menggunakan bahan bakar nabati. Setidaknya sekitar 173 unit pabrik biodiesel beroperasi dan tersebar di sejumlah lokasi AS.
2. Semakin pentingnya posisi minyak sawit sebagai sumber minyak nabati dunia yanag utama, melebihi peran minyak kedelai yang cenderung menurun dari tahun ke tahun.
3. Semakin berkembangnya industri biodiesel sebagai bahan bakar alternatif yang menggunakan minyak sawit sebagai bahan bakunya yang dapat mendorong peningkatan permintaan minyak sawit. Saat ini, bahan bakar biodiesel telah digunakan secara luas di sejumlah negara sejalan dengan meningkatnya kepedulian terhadap lingkungan hidup yang berkelanjutan, seperti EU-27, AS, Brazil, Australia, Singapura, Malaysia, dan Thailand yang konsumsinya diperkirakan akan semakain meningkat di masa masa yang akan datang sejalan dengan kebijakan pemerintah setempat. Sementara di dalamnegeri sendiri, pemerintah melalui kebijakan energi nasional telah menargetkan penggunaan biodiesel dari bahan bakar nabati, minimal sebesar 5% mulai Januari 2010.
4. Masih relatif rendahnya konsumsi minyak dan lemak per kapita di negara- negara pengkonsumsi CPO terbesar, seperti Cina ( 22,7kg per kapita ), Indonesia ( 21,7kh per kapita ), dan India ( 12,5 kg per kapita ) dibanding AS ( 57,3kg per kapita ), dan EU 27 ( 54,9kg per kapita ) memberi peluang peningkatan permintaan CPO di masa mendatang di ketiga negara tersebut, terutama Cina dan India yang berpenduduk besar.
Prospek permintaan minyak sawit cukup baik. Meningkatnya jumlah penduduk dinia dengan laju pertumbuhan 1,7% per tahun, menjadikan konsumsi minyak sawit per kapita juga meningkat. Peningkatan konsumsi minyak sawit ternyata juga menggeser kenaikan konsumsi mnyak nabati lainya. Minyak awit mempunyai banyak keunggulandibandingkan dengan minyak nabati lain, yaitu keunggulan fisik pada tempertaur tinggi, mengandung caroteneyang ampuh sebagai antikanker, serta mengandung vitamin E yang berguna melindungi kulit dari oksidasi, Selain itu, dari aspek harga, prospek bisnis komoditas minyak sawit juga cukup cerah dan menjanjikan.
Komentar
Posting Komentar