Cara Budidaya Tanaman Cengkeh
Cengkeh (Syzygium aromaticum) merupakan salah satu komuditas ekspor Indonesia yang menjadi unggulan. Dari cengkeh ini kita banyak mendapat sumbangan devisa. Oleh karena permintaan cengkeh akan luar negeri sangatlah banyak dan meningkat dari tahun ke tahun. Untuk itu seyognyanya kita memanfaatkan potensi kita untuk bisa menghasilkan cengkeh secara maksimal atau sebanyak mungkin. Karena cengkeh ini sangatlah unik, dengan usia yang panjang dia bisa tetap produktif jika bibitnya bagus seperti cengkeh AFO yang ada di Ternate.
Secara kondisi negara kita sangatlah menguntungkan karena apa saja yang kita tanam pasti tumbuh. Demikian juga cengkeh sangat tumbuh subur di negara ini. Meskipun begitu ada beberapa hal yang menyebabkan budidaya cengkeh ini bisa maksimal, antara lain diantara adalah :
Kondisi Tanah
Tanaman cengkeh bias tumbuh subur di tanah yang berstruktur baik, yakni gembur, tidak berpadas, berlapisan tanah liat dan tanah berpasir (tanah vulkanis muda), tanah-tanah tersebut kurang cocok untuk tanaman cengkeh, karena terlalu mudah kehilangan air.
Iklim
Kondisi iklim sangat menentukan keberhasilan dalam budidaya cengkeh. Karena cengkeh tidak bias hidup di daerah yang kering, karena kondisi ini bias mengakibatkan matinya pohon cengkeh yang berusia muda antara umur 1 – 2 tahun, juga mati ranting pada pohon dewasa, dan juga kurang produktifnya pohon yang sudah tua.
Tanaman ini baik di wilayah yang mempunyai curah hujan antara 2.000 – 3.500 mm, tetapi yang merata sepanjang tahun. Namun jika terlalu tinggi curah hujannya juga tidak baik bagi pertumbuhan tanaman cengkeh, curah hujan diatas 4.000 mm bisa mengakibatkan kematian. Karena hujan yang terus menerus akan mengakibatkan kerusakan pada bunga muda dan dapat menyebabkan pertumbuhan lumut-lumut pada cabang dan ranting.
Tanaman cengkih sangat cocok dengan kondisi iklim yang hangat dan tidak terlalu lembab, untuk itu jarak tanam perlu diperhatikan, sebaiknya antara 8 x 8 meter. Sehingga sirkulasi udara sekitar pohon bias cepat berganti dan terjaga kelembabannya. Tanaman cengkeh pun sangat membutuhkan sinar matahari yang cukup, terutama pada masa pembungaan.
Varietas Unggul
Penyediaan bibit cengkih yang baik sangat berpengaruh bagi sukses tidaknya budidaya cengkeh ini. Sehingga penyemaian bibit dan pemilihannya harus benar-benar diperhatikan. Hendaknya sebelum ditanam alangkah baiknya bibit-bibit cengkeh yang sudah kita pilih ini kita semaikan dulu dalam bedengan-bedengan yang kita buat atau bisa juga dengan polybag.
Proses Pembibitan Cengkeh
1. Pembibitan di Bedengan Tanah
Sekitar dua minggu sebelum tanam, tanah bedengan dicampur pupuk kandang dosis 20 kg/m2, kemudian disterilkan dengan pestisida. Untuk bedengan tempat penyemaian bibit cengkih biasanya kita buat dengan lebar bedengan sekitar 1,5 – 2 m sedangkan panjang bias menyesuaikan lahan dengan tinggi sekitar 30 – 50 cm dari permukaan tanah. Penanaman benih dilakukan dengan jarak antara 20 x 20 cm atau 20 x 25 cm untuk benih umur 1 tahun, dan 30 x 30 cm untuk benih umur 2 tahun.
Jangan lupa bedengan ini harus dibikin terlindung dari sinar matahari secara langsung (dibuat teduh) dengan dipasangkan paranet. Media yang digunakan dalam bedengan ini haruslah gembur, bebas dari penyakit dan tetap lembab. Bibit cengkeh mulai bisa dipindahkan ke kebun sejak usia 3 bulan atau maksimal bisa usia 2 tahun.
2. Pembibitan di Polybag
Untuk pembibitan cengkeh (cengkih) polybag yang digunakan:
- ukuran 15 x 20 cm, ketebalan 0,06 untuk benih umur 1 tahun
- ukuran 20 x 25 cm, ketebalan 0,08 untuk benih umur 2 tahun.
Jika bibit masih berusia 3 – 4 bulan tidak boleh langsung dipindahkan ke kebun tapi ke polybag sampai usia 1 – 2 tahun dengan jarak antar polibag sekitar 60 cm x 60 cm sampai 80 cm x 80 cm. Dalam masa pembenihan ini kita juga tetap memperhatikan sisi pengairannya, jika dirasa dalam 2 – 3 hari berturut-turut tidak turun hujan, maka benih harus secepatnya disiram dengan alat penyiram yang lubangnya halus, agar biji-biji tidak terpelanting.
* Untuk kebutuhan polybag silahkan hubungi kami di 08123.258.4950 - 0877.0282.1277, info selengkapnya klik disini.
Sambil juga tetap dijaga tingkat kegemburan dari bedengan tersebut. Selain itu, rerumputan dan tanaman pengganggu harus dicabuti agar tidak mengganggu pertumbuhan dari bibit cengkeh pada saat ini bisa juga disertai pemberian pupuk urea dengan dosis ± 30 gram per m². Penggemburan tanah dan pemupukan dengan cara yang sama dilakukan tiap satu bulan sekali.
Cara pengambilan benih harus hati-hati, usahakan pengaambilan benih dengan tanahnya supaya akar tidak rusak, setelah itu benih dan tanah bisa dimasukkan ke polibag atau pembungkus lain, yang paling penting tanah dan akar tidak pecah.
Selama dalam polibag ini benih disimpan sekitar 1 – 2 minggu dan ditaruh di tempat terlindung (teduh) sambil disemprot dengan K.O.C 1 – 2% untu menahan pertumbuhan jamur pada daun. Akan lebih baik lagi kalau disemprot dengan insektisida. Dimana dalam penyimpanan ini dimaksdukan untuk meminimalisir kematian bibit yang mau ditanam di areal tanam. Setelah dirasa bibit sudah normal pertumbuhannya baru dipindahkan ke areal lahan sambil dipotong pucuk/pupus yang kering untuk mempercepat pertumbuhan selanjutnya.
* (disarikan dari berbagai sumber)
Secara kondisi negara kita sangatlah menguntungkan karena apa saja yang kita tanam pasti tumbuh. Demikian juga cengkeh sangat tumbuh subur di negara ini. Meskipun begitu ada beberapa hal yang menyebabkan budidaya cengkeh ini bisa maksimal, antara lain diantara adalah :
Kondisi Tanah
Tanaman cengkeh bias tumbuh subur di tanah yang berstruktur baik, yakni gembur, tidak berpadas, berlapisan tanah liat dan tanah berpasir (tanah vulkanis muda), tanah-tanah tersebut kurang cocok untuk tanaman cengkeh, karena terlalu mudah kehilangan air.
Iklim
Kondisi iklim sangat menentukan keberhasilan dalam budidaya cengkeh. Karena cengkeh tidak bias hidup di daerah yang kering, karena kondisi ini bias mengakibatkan matinya pohon cengkeh yang berusia muda antara umur 1 – 2 tahun, juga mati ranting pada pohon dewasa, dan juga kurang produktifnya pohon yang sudah tua.
Tanaman ini baik di wilayah yang mempunyai curah hujan antara 2.000 – 3.500 mm, tetapi yang merata sepanjang tahun. Namun jika terlalu tinggi curah hujannya juga tidak baik bagi pertumbuhan tanaman cengkeh, curah hujan diatas 4.000 mm bisa mengakibatkan kematian. Karena hujan yang terus menerus akan mengakibatkan kerusakan pada bunga muda dan dapat menyebabkan pertumbuhan lumut-lumut pada cabang dan ranting.
Tanaman cengkih sangat cocok dengan kondisi iklim yang hangat dan tidak terlalu lembab, untuk itu jarak tanam perlu diperhatikan, sebaiknya antara 8 x 8 meter. Sehingga sirkulasi udara sekitar pohon bias cepat berganti dan terjaga kelembabannya. Tanaman cengkeh pun sangat membutuhkan sinar matahari yang cukup, terutama pada masa pembungaan.
Varietas Unggul
Penyediaan bibit cengkih yang baik sangat berpengaruh bagi sukses tidaknya budidaya cengkeh ini. Sehingga penyemaian bibit dan pemilihannya harus benar-benar diperhatikan. Hendaknya sebelum ditanam alangkah baiknya bibit-bibit cengkeh yang sudah kita pilih ini kita semaikan dulu dalam bedengan-bedengan yang kita buat atau bisa juga dengan polybag.
Proses Pembibitan Cengkeh
1. Pembibitan di Bedengan Tanah
Sekitar dua minggu sebelum tanam, tanah bedengan dicampur pupuk kandang dosis 20 kg/m2, kemudian disterilkan dengan pestisida. Untuk bedengan tempat penyemaian bibit cengkih biasanya kita buat dengan lebar bedengan sekitar 1,5 – 2 m sedangkan panjang bias menyesuaikan lahan dengan tinggi sekitar 30 – 50 cm dari permukaan tanah. Penanaman benih dilakukan dengan jarak antara 20 x 20 cm atau 20 x 25 cm untuk benih umur 1 tahun, dan 30 x 30 cm untuk benih umur 2 tahun.
Jangan lupa bedengan ini harus dibikin terlindung dari sinar matahari secara langsung (dibuat teduh) dengan dipasangkan paranet. Media yang digunakan dalam bedengan ini haruslah gembur, bebas dari penyakit dan tetap lembab. Bibit cengkeh mulai bisa dipindahkan ke kebun sejak usia 3 bulan atau maksimal bisa usia 2 tahun.
2. Pembibitan di Polybag
Untuk pembibitan cengkeh (cengkih) polybag yang digunakan:
- ukuran 15 x 20 cm, ketebalan 0,06 untuk benih umur 1 tahun
- ukuran 20 x 25 cm, ketebalan 0,08 untuk benih umur 2 tahun.
Jika bibit masih berusia 3 – 4 bulan tidak boleh langsung dipindahkan ke kebun tapi ke polybag sampai usia 1 – 2 tahun dengan jarak antar polibag sekitar 60 cm x 60 cm sampai 80 cm x 80 cm. Dalam masa pembenihan ini kita juga tetap memperhatikan sisi pengairannya, jika dirasa dalam 2 – 3 hari berturut-turut tidak turun hujan, maka benih harus secepatnya disiram dengan alat penyiram yang lubangnya halus, agar biji-biji tidak terpelanting.
* Untuk kebutuhan polybag silahkan hubungi kami di 08123.258.4950 - 0877.0282.1277, info selengkapnya klik disini.
Sambil juga tetap dijaga tingkat kegemburan dari bedengan tersebut. Selain itu, rerumputan dan tanaman pengganggu harus dicabuti agar tidak mengganggu pertumbuhan dari bibit cengkeh pada saat ini bisa juga disertai pemberian pupuk urea dengan dosis ± 30 gram per m². Penggemburan tanah dan pemupukan dengan cara yang sama dilakukan tiap satu bulan sekali.
Cara pengambilan benih harus hati-hati, usahakan pengaambilan benih dengan tanahnya supaya akar tidak rusak, setelah itu benih dan tanah bisa dimasukkan ke polibag atau pembungkus lain, yang paling penting tanah dan akar tidak pecah.
Selama dalam polibag ini benih disimpan sekitar 1 – 2 minggu dan ditaruh di tempat terlindung (teduh) sambil disemprot dengan K.O.C 1 – 2% untu menahan pertumbuhan jamur pada daun. Akan lebih baik lagi kalau disemprot dengan insektisida. Dimana dalam penyimpanan ini dimaksdukan untuk meminimalisir kematian bibit yang mau ditanam di areal tanam. Setelah dirasa bibit sudah normal pertumbuhannya baru dipindahkan ke areal lahan sambil dipotong pucuk/pupus yang kering untuk mempercepat pertumbuhan selanjutnya.
* (disarikan dari berbagai sumber)
Komentar
Posting Komentar