Tips Membuat & Mengkonsumsi Ramuan Herbal

Tips Membuat & Mengkonsumsi Ramuan Herbal

Tips Membuat & Mengkonsumsi Ramuan Herbal

Bagaimana membuat ramuan herbal yang tepat dan benar benar berkualitas? Selain terampil dalam meramu herbal, seorang herbalis juga harus memiliki pengetahuan mengenai tanaman obat yang memang berkhasiat menyembuhkan penyakit. Ada beberapa jenis tanaman yang memiliki sifat antara lain:
- antibakteri
- peluruh keringat
- pereda nyeri (analgesik)
- penghenti pendarahan
- peluru cacing usus (anthelmintik).

Dalam pembuatan ramuan herbal idealnya dilakukan berdasarkan diagnosis penyakit yang diderita pasien dan biasanya harus pula disesuaikan dengan berbagai gejala yang menyertainya. Sebagai contoh, penderita hipertensi kerap sekali disertai gejala gejala lain seperti sulit tidur, jantung berdebar, sakit maag, sakit kepala, atau rasa berputar. Untuk kasus seperti ini, simplisia yang dapat digunakan antara lain bawang putih, seledri besar, ketimun, rambut jagung, atau sambung nyawa yang perlu ditambahkan dengan simplisia penenang seperti herba putri malu atau valerian.

Beberapa Istilah Dalam Membuat Ramuan Herbal
1. Merebus
Memasukkan simplisia ke dalam panci email berisi air, air cucian beras, atau arak sampai permukaan cairan kira-kira 2cm diatas simplisia. Perebusan dilakukan sampai cairan tersisa separuhnya atau sepertiganya, sesuai dengan ketentuan yang didasarkan pada daya larut zat aktif dari simplisia.

2.Memipis
Menghaluskan ramuan herbal dengan menggunakan batu giling dan pipisan

3. Menggiling
Menghaluskan simplisia dengan menggunakan alat giling

4. Menggongseng
Menggoreng simplisia tanpa minyak

5. Mengembunkan
Meletakkan ramuan herbal berupa air teh atau air rebusan simplisia dalam wadah seperti cangkir diruang terbuka pada malam hari sampai pagi hari

6. Menyeduh
Menyiram atau mencampur simplisia dengan air panas

7. Tim
Mengukus dengan alat khusus berupa panci 2 tingkat , yakni bagian bawah berisi air dan bagian atas merupakan tempat meletakkan simplisia dalam mangku. Panci ini kemudian diletakkan di atas api sehingga air bagian bawah mengeluarkan uap panas dan memanasi simplisia dalam mangkuk.

Cara Mengkonsumsi Ramuan Herbal 
Simplisia tanaman obat biasanya disatukan terlebih dahulu dalam sebuah ramuan sehingga perlu persiapan dan pengetahuan bagaimana cara meminumnya. Ada tiga cara umum untuk meminum sebuah ramuan herbal yaitu direbus, dalam bentuk bubuk, dan pil/tablet/kapsul

Ramuan Yang Direbus
Ramuan herbal yang direbus cenderung lebih muda diserap dan memiliki reaksi lebih cepat. Hal ini baik untuk penyakit yang akut. Cara merebus yg umum dilakukan adalah dengan memasukan simplisia ke dalam pot/wadah, lalu ditambahkan air secukupnya hingga simplisia terendam. Selanjutnya ditambahkan air sebanyak satu mangkuk lagi sehingga permukaan air menjadi kurang lebih 2cm lebih tinggi dari simplisia, diaduk sebentar dan didiamkan terendam selama20 menit agar simplisia menjadi lebih lembut dan basah. Merebus simplisia, api dibiarkan menyala maksimal sampai airnya mendidih, kemudian dikecilkan seminimal mungkin agar air tidak meluap dan mencegah penguapan dini . Untuk menjaga agar zat aktif simplisia yang mudah menguap tidak menghilang, selama merebus pot harus tertutup dan sering dibuka.

Untuk menghasilkan khasiat obat yang optimal, ramuan harus direbus dengan memperhatikan beberapa hal, yakni  sebagai berikut :
a. Pot/wadah untuk merebus
Pot atau wadah yang digunakanuntuk merebus jangan terbuat dari besi atau perunggu. Tujuannya tak lain agar tidak terjadi reaksi kimiawi dengan simplisia dan hasil ekstrasi tidak beracun. Pot yang baik digunakan untuk merebus ramuan herbal antara lain terbuat dari tanah, berbahan email, keramik, atau gelas tahan panas. Namun, pot yang biasa digunakan adalah yang terbuat dari tanah.

b. Jumlah air yang digunakan untuk merebus
Jumlah air yang digunakan untuk merebus sudah pasti berbeda, tergantung dari jenis simplisia dan besarnya api yang digunakan. Beberapa simplisia ada yang menyerap air lebih banyak sehingga membutuhkan lebih banyak air untuk merebus. Demikian juga bila merebus diatas api besar berarti akan membutuhkan air yang lebih banyak daripada api kecil.

c. Lama perebusan
Lamanya merebus tergantung dari simplisia yang digunakan. Sebagai contoh, simplisia untuk merangsang keluarnya keringat bisa dibiarkan diatas api besar selama 10 menit setelah air mulai mendidih. Tanaman obat untuk memperkuat tubuh (tonik), dapat direbus selama 1/2 jam diatas api kecil.

Terkadang, mungkin perlu merebus simplisia yang berat atau keras seperti kayu atau akar selama 10-20 menit dengan panas yang rendah terlebih dahulu sehingga unsur-unsur zat aktifnya akan benar-benar terlarut pada saat air dididihkan. Setelah itu, ditambahkan tanaman obat aromatik dan terakhir baru ditambahkan dengan tanaman obat yang sangat ringan, seperti daun dan bunga yang perebusan hanya membutuhkan kurang lebih 5 menit. Setelah perebusan selesai, tanaman obat kemudian disaring. Setelah dingin, siap untuk diminum.

Ramuan Berupa Bubuk
Ramuan bubuk biasanya diperoleh dari simpliasi yanng ditumbuk hingga halus. Pembuatan ramuan herbal dalam bentuk bubuk dianggap lebih praktis karena mudah untuk disimpan, dibawa, dan diminum. Selain itu, lebih ekonomis daripada ramuan yang direbus. Bila satu bungkus simplisia herbal direbus, umumnya hanya dapat memenuhi kebutuhan selama empat hari, namun efek pengobatan menjadi berkurang karena memerlukan waktu lebih lama untuk menghabiskan satu bungkusnya.

Ramuan herbal yang berbahan dasar simplisia bubuk biasanya dibuat dengan cara diseduh. Caranya adalah dengan memasukkan bubuk ke dalam cangkir, kemudian dituangkan air mendidih. Biasanya air seduhan tersebut diminum selagi hangat. Bila air residu yang tersisa, bisa ditambahkan sedikit air, kemudian diminum kembali hingga tidak ada residu yang tersisa. Bila tidak ingin meminum ampasnya, minum saja beningannya, sementara ampasnya dibuang.

Catatan:
Pengalaman klinis menunjukkan bahwa untuk mendapatkan hasil yang optimal, simplisia yang berat atau keras perlu direbus terlebih dahulu dengan waktu perebusan yang relatif lebih lama ''

3. Ramuan Dalam Bentuk Tablet
Bubuk simplisia tanaman obat dapat dibuat menjadi tablet. Ada beberapa keuntungan dari tablet, diantaranya mudah dibawah dan dikonsumsi, tetapi kekurangannya adalah zat aktifnya lambat diserap oleh tubuh sehingga efek drastis ramuan menjadi lambat. Tablet lebih baik digunakan pada penyakit defisiansi dan penyakit kronik.

4. Ramuan Dalam Bentuk Ekstrak
Simplisia yang diekstrak khasiatnya paling tinggi dibandingkan dengan simplisia yang direbus maupun bubuk. Hal ini karena proses ekstraksi dilakukan oleh pabrik farmasi besar yang pembuatannya harus memenuhi syarat yang sudah ditentukan, yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik (CPOTB). Dengan cara ekstrak, zat aktif tumbuhan obat sudah ditarik keluar dari simplisianya dan selanjutnya dikemas dengan baik. Bila ingin menggunakan ramuan ekstrak, pastikan dalam kemasan tertulis ekstrak serta dosis pemakaiannya harus mengikuti petunjuk produsen.

Sumber: "Ramuan Herbal Tumpas penyakit" Pengarang dr. Setiawan Dalimartha & dr. Felix Adrian

Sekian artikel tentang Tips Membuat & Mengkonsumsi Ramuan Herbal
Selamat Mencoba

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Begini Cara Tepat Memasang Paranet yang Benar

Rahasia Budidaya Melon Hidroponik Agar Panen Melimpah

Cara Membuat Green House Sederhana Dengan Paranet