Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2012

Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao Dengan Semut

Gambar
Dari tujuh spesies itu terdapat empat spesies yang memangsa hama penggerek buah kakao, yaitu Oecophylla smaragdina (semut rangrang), Crematogaster sp (semut hitam), Anoplolepis longipes, dan Iridomyrmex sp. Institut Pertanian Bogor (IPB) ini menguraikan, semut rangrang (berwarna merah) merupakan predator yang mempunyai tingkat pengendalian paling tinggi. Sementara Iridomyrmex membawa dan berbagi spora-spora cendawan Phytophthora yang mengakibatkan penyakit kedaluwarsa buah kakao dan penyakit kanker batang. Khusus pada masalah serangan hama penggerek batang kakao, La Daha menguraikan bahwa duduk masalah itu berawal dari ulah serangga tertentu yang menebarkan larva ke lekukan kulit buah kakao. Selang 4-5 hari, larva menetas dan muncullah mikroorganisme yang menggerek buah kakao sampai biji. Akibat terlumatnya plasenta buah, biji kakao eksklusif menghitam, mengeras, mengering, dan melekat pada kulit buah kakao. Seketika biji kakao itu tak berharga lagi. Dengan adan

Hama/Penyakit Utama Pada Tanaman Kakao Dan Teknik Pengendaliannyau

Gambar
usaha pengembangan kakao sering mengalami banyak sekali hambatan terutama oleh hama dan penyakit. Salah satu hambatan utamanya yakni adanya beberapa jenis hama /penyakit yang sering menyerang flora kakao. Jenis hama/penyakit yang sering menyerang flora kakao  antara lain:   (a) hama penggerek buah kakao;   (b) kepik penghisap buah kakao, Helopeltis antonii Sign;   (c) penyakit bacin buah, Phytophthora palmivora CARA PENGENDALIAN Usaha pengendalian hama/penyakit tersebut terutama dilakukan dengan sistem PHT (pengendalian hama terpadu).   1. Hama penggerek buah. Pengendaliannya dilakukan dengan : (1) karantina; yaitu dengan mencegah masuknya materi flora kakao dari kawasan terjangkit PBK. (2) pemangkasan bentuk dengan membatasi tinggi tajuk flora maksimum 4m sehingga memudahkan ketika pengendalian dan panen. (3) mengatur cara panen, yaitu dengan melaksanakan panen sesering mungkin (7 hari sekali) kemudian buah dimasukkan dalam karung sedan

Teknis Budidaya Kelapa Sawit

Gambar
  I. PENDAHULUAN Agribisnis kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.), baik yang berorientasi pasar lokal maupun global akan berhadapan dengan tuntutan kualitas produk dan kelestarian lingkungan selain tentunya kuantitas produksi. PT. Natural Nusantara berusaha berperan dalam peningkatan produksi budidaya kelapa sawit secara Kuantitas, Kualitas dan tetap menjaga Kelestarian lingkungan (Aspek K-3). II. SYARAT PERTUMBUHAN 2.1. Iklim Lama penyinaran matahari rata-rata 5-7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500-4.000 mm. Temperatur optimal 24-280C. Ketinggian daerah yang ideal antara 1-500 m dpl. Kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan. 2.2. Media Tanam Tanah yang baik mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan subur. Berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam (80 cm), pH tanah 4-6, dan tanah tidak berbatu. Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai sanggup dijadikan perkebunan kel

Prospek Cerah Budidaya Kakao

Gambar
Kakao merupakan salah satu buah hasil perkebunan di daerah tropis. Keberadaan tanaman ini tersebar hingga ke banyak sekali negara ibarat daerah Amerika selatan, daerah Afrika,  serta wilayah Indonesia. Di Negara Indonesia sendiri, buah kakao banyak ditemukan di daerah Sulawesi, Sumatera, Jawa, Flores serta Nusa Tenggara Timur. Selain banyak tumbuh di daerah tropis, buah kakao juga mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi. Tak heran lagi jikalau ketika ini  prospek cerah bisnis kakao , menarik minat masyarakat untuk dibudidayakan dan diolah menjadi produk yang bernilai tinggi. Buah yang mempunyai nama latin Theobroma Cacao L  tersebut, sekarang menjadi salah satu komoditas ekspor yang bisa menambah penghasilan devisa negara setiap tahunnya. Salah satu hasil olahan kakao yang menjadi komoditas ekspor yaitu produk cokelat. Dan yang lebih menguntungkan lagi, kakao dari Negara Indonesia mempunyai kandungan lemak cokelat yang cukup tinggi, sehingga menghasilkan abu kakao de

Teknis Budidaya Tanaman Kakao

Gambar
Tanaman Kakao merupakan tumbuhan perkebunaan berprospek menjanjikan. Tetapi bila faktor tanah yang semakin keras dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman, serta faktor pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka tingkat produksi dan kualitas akan rendah. PT. Natural Nusantara berusaha membantu petani kakao supaya bisa meningkatkan produktivitasnya supaya sanggup bersaing di kala globalisasi dengan aktivitas peningkatan produksi secara kuantitas dan kualitas, menurut konsep kelestarian lingkungan (Aspek K-3). Syarat tumbuh Bila kita ingin menyebarkan budidaya tumbuhan cokelat yang perlu diperhatikan yaitu tempat tanam ketinggiannya tidak lebih dari 800 meter di atas permukaan air laut, dengan suhu 30º C – 32º C (maksimum) dan 18º C – 21º C (minimum) dengan pH 5,6 – 7,2 serta tempat yang bercurah hujan 1100 mm/tahun – 3000 mm/tahun. 1. Persiapan Lahan Bersihkan al