Teknis Budidaya Tanaman Kakao



Tanaman Kakao merupakan tumbuhan perkebunaan berprospek menjanjikan. Tetapi bila faktor tanah yang semakin keras dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman, serta faktor pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka tingkat produksi dan kualitas akan rendah.
PT. Natural Nusantara berusaha membantu petani kakao supaya bisa meningkatkan produktivitasnya supaya sanggup bersaing di kala globalisasi dengan aktivitas peningkatan produksi secara kuantitas dan kualitas, menurut konsep kelestarian lingkungan (Aspek K-3).

Syarat tumbuh
Bila kita ingin menyebarkan budidaya tumbuhan cokelat yang perlu diperhatikan yaitu tempat tanam ketinggiannya tidak lebih dari 800 meter di atas permukaan air laut, dengan suhu 30º C – 32º C (maksimum) dan 18º C – 21º C (minimum) dengan pH 5,6 – 7,2 serta tempat yang bercurah hujan 1100 mm/tahun – 3000 mm/tahun.
1. Persiapan Lahan
  • Bersihkan alang-alang dan gulma lainnya
  • Gunakan tumbuhan epilog tanah (cover crop) terutama jenis polong-polongan mirip Peuraria javanica, Centrosema pubescens, Calopogonium mucunoides & C. caeraleum untuk mencegah pertumbuhan gulma terutama jenis rumputan
  • Gunakan juga tumbuhan pelindung mirip Lamtoro, Gleresidae dan Albazia, tumbuhan ini ditanam setahun sebelum penanaman kakao dan pada tahun ketiga jumlah dikurangi hingga tinggal 1 pohon pelindung untuk 3 pohon kakao (1 : 3)

2. Pembibitan 

  • Biji kakao untuk benih diambil dari buah bab tengah yang masak dan sehat dari tumbuhan yang telah cukup umur
  • Sebelum dikecambahkan benih harus dibersihkan lebih dulu daging buahnya dengan bubuk gosok
  • Karena biji kakao tidak punya masa istirahat (dormancy), maka harus segera dikecambahkan
  • Pengecambahan dengan karung goni dalam ruangan, dilakukan penyiraman 3 kali sehari
  • Siapkan polibag ukuran 30 x 20 cm (tebal 0,8 cm) dan tempat pembibitan
  • Campurkan tanah dengan pupuk sangkar (1 : 1), masukkan dalam polibag
  • Sebelum kecambah dimasukkan tambahkan 1 gram pupuk TSP / SP-36 ke dalam tiap-tiap polibag
  • Benih sanggup dipakai untuk bibit bila 2-3 hari berkecambah lebih 50%
  • Jarak antar polibag 20 x 20 cm lebar barisan 100 cm
  • Tinggi naungan buatan diubahsuaikan dengan kebutuhan sehingga sinar masuk tidak terlalu banyak
  • Penyiraman bibit dilakukan 1-2 kali sehari
  • Penyiangan gulma melihat keadaan areal pembibitan
  • Pemupukan dengan N P K ( 2 : 1 : 2 ) takaran sesuai dengan umur bibit, umur 1 bulan : 1 gr/bibit, 2 bulan ; 2 gr/bibit, 3 bulan : 3 gr/bibit, 4 bulan : 4 gr/bibit. Pemupukan dengan cara ditugal
  • Siramkan POC NASA dengan takaran 0,5 - 1 tutup/pohon diencerkan dengan air secukupnya atau semprotkan dengan takaran 4 tutup/tangki setiap 2-4 ahad sekali
  • Penjarangan atap naungan mulai umur 3 bulan dihilangkan 50% hingga umur 4 bulan
  • Amati hama & penyakit pada pembibitan, antara lain ; rayap, kepik daun, ulat jengkal, ulat punggung putih, dan ulat api. Jika terjangkit hama tersebut semprot dengan PESTONA takaran 6-8 tutup/tangki atau Natural BVR takaran 30 gr/tangki. Jika ada serangan penyakit jamur Phytopthora dan Cortisium sebarkan Natural GLIO yang sudah dicampur pupuk sangkar selama + 1 ahad pada masing-masing pohon

3. Penanaman

a. Pengajiran

- Ajir dibentuk dari bambu tinggi 80 - 100 cm

- Pasang ajir induk sebagai patokan dalam pengajiran selanjutnya
- Untuk meluruskan ajir gunakan tali sehingga diperoleh jarak tanam yang sama
b. Lubang Tanam
- Ukuran lubang tanam 60 x 60 x 60 cm pada selesai ekspresi dominan hujan
- Berikan pupuk sangkar yang dicampur dengan tanah (1:1) ditambah pupuk TSP 1-5 gram per lubang
c. Tanam Bibit
- Pada dikala bibit kakao ditanam pohon naungan harus sudah tumbuh baik dan naungan sementara sudah berumur 1 tahun
- Penanaman kakao dengan system tumpang sari tidak perlu naungan, contohnya tumpang sari dengan pohon kelapa
- Bibit dipindahkan ke lapangan sesuai dengan jenisnya, untuk kakao Mulia ditanam sesudah bibit umur 6 bulan, Kakao Lindak umur 4-5 bulan
- Penanaman dikala hujan sudah cukup dan persiapan naungan harus sempurna. Saat pemindahan sebaiknya bibit kakao tidak tengah membentuk daun muda (flush)
4. Pemeliharaan Tanaman
a. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) sebanyak 2-5 liter/pohon
b.Dibuat lubang pupuk disekitar tumbuhan dengan cara dikoak. Pupuk dimasukkan dalam lubang pupuk kemudian ditutup kembali. Dosis pupuk lihat dalam tabel di samping ini :
Tabel Pemupukan Tanaman Coklat
UMUR
(bulan)
Dosis pupuk Makro (per ha)
Urea
(kg)
TSP
(kg)
MOP/ KCl (kg)
2
15
15
8
8
6
15
15
8
8
10
25
25
12
12
14
30
30
15
15
18
30

5. Pengendalian Hama & Penyakit

  • Ulat Kilan ( Hyposidea infixaria; Famili : Geometridae ), menyerang pada umur 2-4 bulan. Serangan berat mengakibatkan daun muda tinggal urat daunnya saja. Pengendalian dengan PESTONA takaran 5 - 10 cc / liter.
  • Ulat Jaran / Kuda ( Dasychira inclusa, Familia : Limanthriidae ), ada bulu-bulu gatal pada bab dorsalnya mirip bentuk bulu (rambut) pada leher kuda, terdapat pada marke 4 dan 5 berwarna putih atau hitam, sedang ulatnya coklat atau coklat kehitam-hitaman. Pengendalian dengan musuh alami predator Apanteles mendosa dan Carcelia spp, semprot PESTONA.
  • Parasa lepida dan Ploneta diducta (Ulat Srengenge), serangan dilakukan silih berganti alasannya yaitu kedua species ini agak berbeda siklus hidup maupun cara meletakkan kokonnya, sehingga masa berkembangnya akan saling bergantian. Serangan tertinggi pada daun muda, kuncup yang merupakan sentra kehidupan dan bunga yang masih muda. Siklus hidup Ploneta diducta 1 bulan, Parasa lepida lebih panjang dari pada Ploneta diducta. Pengendalian dengan PESTONA.
  • Kutu - kutuan ( Pseudococcus lilacinus ), kutu berwarna putih. Simbiosis dengan semut hitam. Gejala serangan : benjol pada pangkal buah di tempat yang terlindung, selanjutnya perusakan ke bab buah yang masih kecil, buah terhambat dan balasannya mengering kemudian mati. Pengendalian : tumbuhan terjangkit dipangkas kemudian dibakar, dengan musuh alami predator; Scymus sp, Semut hitam, benalu Coccophagus pseudococci Natural BVR 30 gr/ 10 liter air atau PESTONA.
  • Helopeltis antonii, menusukkan ovipositor untuk meletakkan telurnya ke dalam buah yang masih muda, bila tidak ada buah muda hama menyerang tunas dan pucuk daun muda. Serangga dewasa berwarna hitam, sedang dadanya merah, bab mirip tanduk tampak lurus. Ciri serangan, kulit buah ada bercak-bercak hitam dan kering, pertumbuhan buah terhambat, buah kaku dan sangat keras serta buruk bentuknya dan buah kecil kering kemudian mati. Pengendalian dilakukan dengan PESTONA takaran 5-10 cc / lt (pada buah terserang), hari pertama semprot stadia imago, hari ke-7 dilakukan ulangan pada telurnya dan pada hari ke-17 dilakukan terhadap nimfa yang masih hidup, sehingga pengendalian benar-benar efektif, sanitasi lahan, pembuangan buah terserang.
  • Cacao Mot ( Ngengat Buah ), Acrocercops cranerella (Famili ; Lithocolletidae). Buah muda terjangkit hebat, warna kuning pucat, biji dalam buah tidak sanggup mengembang dan lengket. Pengendalian : sanitasi lingkungan kebun, menyelubungi buah coklat dengan kantong plastik yang bab bawahnya tetap terbuka (kondomisasi), pelepasan musuh alami semut hitam dan jamur antagonis Beauveria bassiana ( BVR) dengan cara disemprotkan, semprot dengan PESTONA.
  • Penyakit Busuk Buah (Phytopthora palmivora), tanda-tanda serangan dari ujung buah atau pangkal buah nampak kecoklatan pada buah yang telah besar dan buah kecil akan eksklusif mati. Pengendalian : membuang buah terjangkit dan dibakar, pemangkasan teratur, semprot dengan Natural GLIO.
  • Jamur Upas ( Upasia salmonicolor ), menyerang batang dan cabang. Pengendalian : kerok dan olesi batang atau cabang terjangkit dengan Natural GLIO+HORMONIK, pemangkasan teratur, serangan berlanjut dipotong kemudian dibakar.

Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan memakai pestisida alami belum mengatasi sanggup dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak gampang hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, takaran + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.



6. Pemangkasan

Pemangkasan ditujukan pada pembentukan cabang yang seimbang dan pertumbuhan vegetatif yang baik. Pohon pelindung juga dilakukan pemangkasan supaya percabangan dan daunnya tumbuh tinggi dan baik.
Pemangkasan ada beberapa macam yaitu :
  • Pangkas Bentuk, dilakukan umur 1 tahun sesudah muncul cabang primer (jorquet) atau hingga umur 2 tahun dengan meninggalkan 3 cabang primer yang baik dan letaknya simetris.
  • Pangkas Pemeliharaan, bertujuan mengurangi pertumbuhan vegetatif yang berlebihan dengan cara menghilangkan tunas air (wiwilan) pada batang pokok atau cabangnya.
  • Pangkas Produksi, bertujuan supaya sinar sanggup masuk tetapi tidak secara eksklusif sehingga bunga sanggup terbentuk. Pangkas ini tergantung keadaan dan musim, sehingga ada pangkas berat pada ekspresi dominan hujan dan pangkas ringan pada ekspresi dominan kemarau.

Pangkas Restorasi, memotong bab tumbuhan yang rusak dan memelihara tunas air atau sanggup dilakukan dengan side budding.



7. Panen

Saat petik persiapkan rorak-rorak dan koordinasi pemetikan. Pemetikan dilakukan terhadap buah yang masak tetapi jangan terlalu masak. Potong tangkai buah dengan menyisakan 1/3 bab tangkai buah. Pemetikan hingga pangkal buah akan merusak alas bunga sehingga pembentukan bunga terganggu dan bila hal ini dilakukan terus menerus, maka produksi buah akan menurun. Buah yang dipetik umur 5,5 - 6 bulan dari berbunga, warna kuning atau merah. Buah yang telah dipetik dimasukkan dalam karung dan dikumpulkan bersahabat rorak. Pemetikan dilakukan pada pagi hari dan pemecahan siang hari. Pemecahan buah dengan memukulkan pada watu hingga pecah. Kemudian biji dikeluarkan dan dimasukkan dalam karung, sedang kulit dimasukkan dalam rorak yang tersedia.
8. Pengolahan Hasil
Fermentasi, tahap awal pengolahan biji kakao. Bertujuan mempermudah menghilangkan pulp, menghilangkan daya tumbuh biji, merubah warna biji dan mendapat aroma dan cita rasa yang enak.
Pengeringan, biji kakao yang telah difermentasi dikeringkan supaya tidak terjangkit jamur dengan sinar matahari eksklusif (7-9 hari) atau dengan kompor pemanas suhu 60-700C (60-100 jam). Kadar air yang baik kurang dari 6 %.
Sortasi, untuk mendapat ukuran tertentu dari biji kakao sesuai permintaan. Syarat mutu biji kakao yaitu tidak terfermentasi maksimal 3 %, kadar air maksimal 7%, serangan hama penyakit maksimal 3 % dan bebas kotoran.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Begini Cara Tepat Memasang Paranet yang Benar

Cara Membuat Green House Sederhana Dengan Paranet

Rahasia Budidaya Melon Hidroponik Agar Panen Melimpah